Kamis, 14 Oktober 2010

pertumbuhan dan perkembangan anak

Pengertian :
 Anak yang terkategori pra sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, seorang ahli psikologi Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai masa keemasan (the golden age).
 Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.
 Anak usia prasekolah (anak berusia 3-5 tahun) memiliki kemampuan perkembangan yang lebih baik dari usia sebelumnya. Rangsang berbagai keterampilan dimilikinya agar kelak ia tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, mandiri dan bijak.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan pada Anak
1. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan
dengan terjadinya penyakit pada anak, misalnya:
• Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
• Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
• Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
• Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
• Anemia atau penyakit darah lainnya
• Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi

2. Faktor Ekstrinsik
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
• Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orang tua). Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
• Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya
• Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-psiko-fisiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

3. Faktor Pendukung
Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :
a) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
b) Peran aktif orang tua
c) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
d) Peran aktif anak
e) Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).

Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik).
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah
Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang
seharusnya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangan-nya, seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Selama Tahun Prasekolah
a) Menurut Donna L. Wong
Usia 3 tahun
Fisik:
1. Penambahan berat badan umunya 1,8- 2,7kg
2. Rata –rata berat badan 14,6 kg
3. Penambahan tinggi badan umumnya 7,5 cm
4. Rata- rata tinggi badan 95cm
5. Telah mencapai kontrol malam hari terhadap usus dan kandung kemih

Motorik kasar:
1. Mengendarai sepeda roda tiga
2. Melompat dari langkah dasar
3. Berdiri pada satu kaki untuk beberapa detik
4. Menaiki tangga dengan kaki bergantian, dapat tetap turun dengan menggunakan kedua kaki untuk melangkah
5. Melompat panjang
6. Mencoba berdansa tetapi keseimbangan mungkin tidak adekuat

Motorik halus:
1. Membangun menara dari 9/10 kotak
2. Membangun jembatan dengan 3 kotak
3. Secara benar memasukkan biji-bijian dalam botol berleher sempit
4. Dalam menggambar, meniru lingkaran, meniru silangan, menyebutkan apa yang telah digambarkan, tidak dapat menggambar gambar tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan lingkaran wajah.

Bahasa:
1. Mempunyai perbendaharaan kata-kata kurang lebih 900 kata.
2. Menggunakan bicara telegrafik.
3. Menggunakan kalimat lengkap dari 3-4 kata
4. Bicara tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya
5. Mengulang kalimat dari 6 suku kata
6. Mengajukan banyak pertanyaan

Sosialisasi:
1. Berpakaian sendiri hampir lengkap bila dibantu dengan kancing belakang dan mencocokkan sepatu kanan atau kiri
2. Mengalami peningkatan rentang perhatian
3. Makan sendiri sepenuhnya
4. Dapat menyiapkan makanan sederhana, seperti sereal dan susu dingin
5. Dapat membantu mengatur meja;dapat mengeringkan piring tanpa pecah
6. Merasa takut, khususnya pada kegelapan dan pergi tidur
7. Mengetahui jenis kelamin sendiri dan jenis kelamin orang lain
8. Permainan paralel dan asosiatif;mulai mempelajari permainan sederhana tetapi sering mengikuti aturannya sendiri;mulai berbagi

Kognitif :
1. berada dalam fase perseptual
2. egosentrik dalam berpikir dan berperilaku
3. mulai memahami waktu ; menggunakan banyak ekspresi yang berorientasi waktu; bicara tentang masa lalu dan masa depan sebanyak masa kini; berpura-pura memberi waktu / jam
4. mengalami perbaikan konsep tentang ruang sepeti ditunjukkan dalm pemahaman tentang preposisi dan kemampuan untuk mengikuti perintah langsung.
5. Mulai mampu memandang dari perspektif yang berbeda

Hubungan keluarga :
1. Berusaha untuk menyenangkan orang tua dan menyesuaikan diri dengan permintaan mereka
2. Kecemburuannya terhadap saudara kandung yang lebih mudah sudah berkurang ; dapat menjadi waktu yang tepat untuk melahirkan saudara tambahan
3. Menyadari hubungan keluarga dan fungsi peran jenis kelamin
4. Anak laki-laki cenderung mengidentifikasi lebih banyak dengan ayah atau figur pria lain
5. Kemampuan untuk berpisah dengan mudah dan nyaman dari orang tua untuk jangka waktu yang pendek telah meningkat.

b) Usia 4 tahun
Fisik :
1. Frekuensi nada dan pernapasan menurun sedikit demi sedikit
2. Kecepatan pertumbuhan serupa dengan tahun sebelumnya
3. Berat badan rata-rata 16,7 kg
4. Tinggi badan rata-rata 103 cm
5. Panjang saat lahir 2x lipat
6. Potensi maksimum untuk perkembangan ambliopia


Motorik kasar:
1. Melompat dan meloncat pada satu kaki
2. Menangkap bola dengan tepat
3. Melempar boal bergantian tangan
4. Berjalan menuruni tangga dengan kaki bergantian

Motorik halus :
1. Menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mengikuti garis
2. Dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya
3. Dalam menggambar, menyalin bentuk kotak, menjiplak garis silang dan permata,menambahkan 3 bagian pada gambar jari

Bahasa :
1. Mempunyai perbendaharaan 1500 kata atau lebih
2. Menggunakan kalimat dari 4-5 kata
3. Pertanyaan pada puncak
4. Menceritakan cerita dilebih-lebihkan
5. Mengetahui lagu sederhana
6. Sedikit tidak sopan bila berhubungan dengan anak yang lebih besar
7. Menuruti 4 frase preposisi, seperti bawah, atas, samping, belakang, atau depan
8. Menyebutkan satu atau lebih warna
9. Memahami analogis seperti “ bila es dingin , api...”

Sosialisasi:
1. sangat mandiri
2. cenderung untuk keras kepala dan tidak sabar
3. agresif secara fisik serta verbal
4. mendapat kebanggaan dalm pencapaian
5. mengalami perpindahan alam perasaan
6. memamerkan secara dramatis, menikmati pertunjukkan orang lain
7. menceritakan cerita keluarga pada orang lain tanpa batasan
8. masih mempunyai banyak rasa takut
9. permainan asosiatif
10. menghayalkan teman bermain umum terjadi
11. menggunakan alat dramatis, imajinatif, dan imitatif
12. eksplorasi seksual dan keingintahuan ditunjukkan melalui bermain, seperti menjadi “dokter atau perawat”

Kognitif :
1. ada pada fase berpikir intuitif
2. hubungan sebab-akibat masih dihubungakan dengan kemungkinan kejadian
3. memahami waktu dengan lebih baik, khususnya dalam istilah urutan kejadian sehari-hari
4. tidak mampu mengubah cara
5. menilai segala sesuatu menurut dimensinya, seperti tinggi, lebar, atau perintah
6. persepsi segera menunjukkan dominasi penilaian
7. mulai mengembangkan egosentrisme yang berkurang dan kesadaran sosial yang lebih tinggi
8. dapat menghitung dengan benar tetapi konsep matematika terhadap angka buruk
9. patuh karena orang tua mempunyai batasan, bukan karena memahami hal salah dan benar

Hubungan keluarga :
1. memberontak bila orang tua berharap terlalu banyak
2. mengalami agresi dan frustasi pada orang tua atau saudara kandung
3. “ lakukan dan jangan lakukan “ menjadi hal yang penting
4. Dapat mengalami permusuhan dengan saudara yang lebih muda atau lebih tua; memarahi keistimewaan dan kepemilikan saudara kandung yang lebih muda
5. “ melarikan diri “ dari rumah
6. Mengidentifikasi dengan kuat dengan orang tua yang jenis kelaminnya berbeda
7. Mampu mengitari bagian luar rumah

c) Usia 5 tahun
Fisik:
1. Frekuensi nadi dan pernafasan menurun sedikit demi sedikit
2. Berat badan rata-rata 18,7 kg
3. Tinggi badan rata-rata 110 cm
4. Pemunculan gigi geligi permanen dapat terjadi
5. Penggunaan tangan primer terbentuk (kira-kira 90% adalah pengguna tangan kanan)

Motorik kasar:
1. Meloncat dan melompat pada kaki bergantian
2. Melempar dan menangkap bola dengan baik
3. Meloncat ke atas
4. Bermain skate dengan keseimbangan yang baik
5. Berjalan mundur dengan tumit dan jari kaki
6. Melompat dari ketinggian 12 inch dan bertumpuk pada ibu jari kaki.
7. Keseimbangan pada kaki bergantian dengan mata tertutup

Motorik halus :
1. Mengikat tali sepatu
2. Menggunakan gunting, alat sederhana atau pensil dengan sangat baik
3. Dalam menggambar, meniru gambar permata dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian dari gambar garis; mencetak beberapa huruf, angka atau kata seperti nama panggilan.

Bahasa :
1. Mempunyai perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata-kata
2. Menggunakan kalimat dengan 6 sampai 8 kata dengan semua bagian bicara
3. Menyebutkan koin (misalnya nikel, perak)
4. Menyebutkan 4 atau lebih warna
5. Menggambarkan gambar atau lukisan dengan banyak komentar dan menyebutkannya satu per satu.
6. Mengetahui nama-nama hari dalam seminggu, bulan dan kata yang berhubungan dengan waktu lainnya.
7. Mengetahui komposisi artikel seperti “sepatu terbuat dari ….”
8. Dapat mengikuti perintah sekaligus

Sosialisasi:
1. Kurang memberontak dibandingkan dengan sewaktu usia 4 tahun
2. Lebih tenang dan berhasrat untuk menyelesaikan urusan
3. Tidak seterbuka dan terjangkau dalam hal pikiran dan perilaku seperti pada tahun-tahun sebelumnya
4. Mandiri tetapi dapat dipercaya ; tidak kasar; lebih bertanggung jawab
5. Mengalami sedikti rasa takut ; mengandalkan otoritas luar untuk mengendalikan dunianya
6. Berhasrat untuk melakukan sesuatu dengan benar dan mudah; mencoba untuk “ hidup berdasarkan aturan “
7. Menunjukkan sikap lebih baik
8. Memperhatikan diri sendiri dengan total kecuali untuk gigi, kadang –kadang perlu pengawasan dalam berpakaian atau higiene
9. Tidak siap untuk berkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit atau cetakan yang kecil karena sedikit rabun jauh dan koordinasi tangan-mata belum halus
10. Permainan asosiatif; mencoba untuk mengikuti aturan tetapi curang untuk menghindari kekelahan

Kognitif:
1. Mulai mempertanyakan apa yang dipikirkan orang tua dengan membandingkannya dengan teman sebaya dan orang dewasa lain
2. Menunjukkan prasangka dan bias dalam dunia luar
3. Lebih mampu memandang perspekif orang lain, tetapi mentoleransi perbedaan daripada memahaminya
4. Mulai menunjukkan pemahaman tentang penghematan angka melalui penghitungan objek tanpa memandang pengaturan
5. Menggunakan kata berorientasi waktu dengan peningkatan pemahaman
6. Sangat ingin tahu tentang informasi faktual mengenai dunia

Hubungan keluarga:
1. Senang bersama orang tua
2. Lebih sering mencari orang tua daripada usia 4 tahun untuk keamanan dan ketenangan, khususnya bila memasuki sekolah
3. Mulai menanyakan pikiran dan prinsip orang tua
4. Mengidentifikasi dnegan kuat orang tua dengan jenis kelamin yang sama, khususnya anak laki-laki dengan ayah mereka
5. Menikmati aktivitas seperti olahraga, memasak, berbelanja bersam orang tua dengan jenis kelamin yang sama

b. Menurut Mary E. Muscari
I. Pertumbuhan dan Perkembangan fisik
A. Parameter umum.
Anak usia prasekolah yang sehat adalah yang ramping, periang, dan cekatan serta memiliki sikap tubuh yang baik.
1. Tinggi badan
a. Pertambahan tinggi rata-rata adalah 6,25-7,5cm per tahun.
b. Tinggi rata-rata anak usia 4 tahun adalah 101,25cm
2. Berat badan
a. Pertambahan berat badan rata-rata adalah 2,3 kg per tahun
b. Berat badan rata-rata ank usia 4 tahun adalah 16,8 kg

B. Nutrisi
1. Kebutuhan nutrisi
a. Kebutuhan nutrisi anak usia prasekolah hampir sam dengan todler, meskipun kebutuhan kalori menurun sampai 90 kkal/kg/hari
b. Kebutuhan protein tetap 1,2 g/kg/hari
c. Kebutuhan cairan adalah 100 ml/kg/hari, bergantung pada tingkat aktivitas anak
2. Pola dan pilihan makanan
a. Anak usia prasekolah mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi dan hati.
b. Makanan yang disukai antara lain sereal, daging, kentang bakar, buah-buahan dan permen.
c. Banyak anak yang usia 3 dan 4 tahun tidak dapat diam atau cerewet selama makan dengan keluarga, dan tetap dapat berjuang dengan penggunaan peralatan makan (mis, sendok, piring, dan garpu).
d. Kebiasaan makan orang lain mempengaruhi anak usia 5 tahun.
1. Anak cenderung fokus pada aspek ”sosial” makan, antara lain percakapan di meja makan, sikap di meja makan, dan kemauan untuk mencoba makanan yang baru, serta membantu atau menyiapkan makanan.
2. Anak usia prasekolah yang lebih besar dapat menggunakan sendok dan garpu

C. Pola tidur
1. Rata-rata anak usia prasekolah tidur 11-13 jam sehari
2. Sebagian besar anak usia prasekolah memerlukan tidur siang samp[ai usia 5 tahun, yaitu saat sebagian besar masuk taman kanak-kanak. Kebiasaan tidur siang setiap hari dapat dihilangkan jika tampak mengganggu waktu tidur malam hari. Jika anak masih memerlukan tidur siang, cukup selama 30-60 menit.
3. Ritual menentramkan dan relaksasi sebelum tidur harus membantu menenangjkan anak. Ritual sebelum tidu dapat memakan waktu 30 menit atau lebih.
4. Masalah tidur yang umum terjadi, antara lain:
a. Mimpi buruk
b. Teror di malam hari
c. Sulit istirahat setelah sibuk seharian.
d. Aktivitas pengantar tidur lebih lama sehingga menunda tidur
e. Terbangun di malam hari
5. Untuk sebagian besar anak usia prasekolah, objek yang menimbulkan rasa aman dan lampu tetap menyala saat tidurdapat membantu tidur

D. Kesehatan gigi
1. Seluruh gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun
2. Perkembangan motorik halus pada usia prasekolah memunngkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak harus menggosok giginya 2 kali sehari.
3. Orang tua harus mengawasi anak menggosok gigi dan membersihkan sela-sela gigi
4. Anak harus menghindari makanan yang bersifat kariogenik untuk mencegah karies




E. Eliminasi
1. Sebagian besar anak mampu melakukan toilet training dengan mandiri pada akhir periode praeskolah. Beberapa anak mungkin masih mengompol di celana. Sebagian besar lupa mencuci tangannya dan untuk membilas
2. Anak-anak berkemih rata-rata 500-1000 ml/hari

II. Perkembangan Motorik
A. Motorik kasar.
Keterampilan motorik kasar bertambah baik. Anak usiia prasekolah dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar. Anak dapat mengembangkan kemampuan olahraga, seperti melucur dan berenang
1. Anak usia prasekolah dapat mengendarai sepeda roda tiga
2. Anak mampu melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian pada usia 4 tahun
3. Anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan menangkap bola, melompat tali dan berdiri seimbangsatu kaki bergantian dengan mata tertutup pada usia 5 tahun.
B. Motorik halus.
Keterampilan motorik halus menunjukkan perkembangan utama yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menggambar.
1. Anak dapat membangun menara 9 atau 10 balok, meniru bentuk lingkaran dan menggambar tanda silang pada usia 3 tahun.
2. Anak dapat merekatkan sepatu dam meniru gambar bujur sangkar dan menjiplak segilima, dan menambahkan 3 bagian ke dalam gambar garis pada usia 4 tahun.
3. Anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segilima dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis, dan menulis beberapa huruf dan angka serta nama depan pada usia 5 tahun.
C. Aspek keamanan terkait
1. Meskipun anak usia prasekolah kurang rentan terhadap kecelakaan dibandingkan dengan toddler, anak tetap beresiko pada cedera yang sama (mis, jatuh, aspirasi dan luka bakar dan membutuhkan tindakan pencegahan yang sama.
2. Orang tua dan orang dewasa lainnya harus menekankan tindakan keamanan; anak usia prasekolah mendengarkan orang dewasa, mampu memahami serta memerhatikan tindakan pencegahan.
3. Anak usia prasekolah merupakan pengamat yang cermat dan meniru orang lain sehingga orang dewasa perlu ”melakukan apa yang mereka ajarkan” tentang masalah keamanan.
4. Ketika berat badan anak 18,5 kg dan tinggi badan 100 cm, anak dapat menggunakan sabuk pengamanpada tempat duduk dalam mobil

III. Perkembangan psikososial
A. Tinjauan (Erikson)
1. Erikson menyatakan kasusu yang dihadapi anak di usia antara 3 dan 6 tahun disebut ”inisiativ vs rasa bersalah”
a. Orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga
b. Anak normal telah menguasai perasaan otonomi. Dengan dukungan orangtua dalam imajinasi dan aktivitas, anak berupaya menguasai perasaan inisiatif.
c. Anak mengembangkan perasaan bersalah ketika orangtua membuat anak merasa bahwa imajjinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima. Ansietas dan ketakutan terjadi ketika pemikiran dan aktivitas anak tidak sesuai dengan harapan orangtua
2. Anak usia prasekolah adalah pelajar yang energik, antusias dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Anak menggali dunai fisik dengan semua indera dan kekuatannnya
3. Kesadaran moral dan (suara dari dalam hati yang mengingatka mulai mengancam) mulai berkembang
4. Anak usia prasekolah mulai menggunakan alasan sederhana dan mulai menoleransi penundaan kepuasan dalam periode yang lama
B. Rasa Takut
1. Pengalaman anak selama periode usia prasekolah umumnya lebih menakutkan dibandingkan dengan periode usia lainnya
2. Rasa takut yang terjadi antara lain:
a. Kegelapan
b. Ditinggal sendiri, terutama pada saat menjelang tidur
c. Binatang terutama binatang yang besar
d. Hantu
e. Mutilasi tubuh, nyeri dan objek serta orang-orang yang berhubungan dengan pengalaman yang menyakitkan
3. Perasaan takut pada anak usia prasekolah mudah muncul dan berasal dari tindakan dan penilaian dari orang tua
4. Membiarkan anak tidur dengan keadaan lampu tetap menyala dan menganjurkan bermain untuk menghalau rasa takut dengan boneka atau mainan lain yang dapat membantu mengembangkan kendali terhadap rasa takut
5. Menghadapkan anak dengan objek yang membuatnya takut dalam lingkungan yang terkendali, memeberi anak kesempatan untuk menurunkan sensasi dan mengurangi rasa takut
C. Sosialisasi
1. Hubungan anak dan orang lain, selain orang tua meluas termasuk kakek nenek, saudara kandung dan guru-guru disekolah
2. Anak memerlukan interaksi yang teratur dengan teman sebaya untuk membantu mengembangkan keterampilan sosial
3. Tujuan utama program usia prasekolah adalah membantu mengembangkan keterampilan sosial anak (Penyuluhan anak dan keluarga)
D. Bermain dan mainan
1. Permainan anak usia prasekolah biasanya bersifat asosiatif (interaksi dan kooperatif)
2. Anak usia prasekolah memerlukan hubungan dengan teman sebaya
3. Aktivitas harus meningkatkan pertumbuhan dan keterampilan motorik, seperti melompat, dan memanjat. Orangtua dapat menganjurkan mainan dan permainan yang meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halus, seperti
a. Sepeda roda tiga, roda yang besar, peralatan senam, kolam renag plastik, dan kotak pasir untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar
b. Balok-balok besar, permainan puzzle, pensil krayon, cat, kerajinan tangan sederhana, dan permaianan elektronik yang sesuai usia untuk meningkatkan keterampilan motorik halus
c. Pakaian yang dapat dilepas dan boneka, mainan peralatan rumah tangga, bermain tenda, bioneka tangan, serta peralatan dokter dan perawat untuk meningkatkan permainan initatif dan imajinasi
4. Permainan imitatif, imajinatif dan dramatif adalah penting. Usia prasekolah merupakan tahap khas untuk bermain dengan teman imajinatif
5. TVdan bermain video game seharusnya hanya merupakan bagian dari permainan anak dan orangtua harus memantau isi serta jumlah waktu yang dihabiskan untuk kedua aktivitas ini
6. Anak usia prasekolah yang aktif dan ingan tahu memerlukan pengawasan orang dewasa, terutama didekat air, peralatan senam dan bahaya potensial lainnya
E. Disiplin
1. Figur yang berwenag (mis, ayah) harus menerapkan disiplan yang adil, tegas dan konsisten
2. Anak memerlukan penjelasan sederhana mengenai allasan mengapa perilaku tertentu tidak boleh dilakukan
3. Pada situasi yang melibatkan konflik, waktu yang singkat membantu anak memulihkan ketegangan, mencapai kembali kendali, dan berfikir mengenai perilakunya

IV. Perkembangan psikososial
A. Tinjauan (Freud)
1. Tahap falik berlangsung pada usia 3-5 tahun
2. Kepuasan anak berpusat pada genetalia dan manstrubasi
3. Anak mengalami apa yang olae Freud disebut sebagai konflik odipus
a. Fase ini ditandai dengan kecemburuan dan persaingan terhadap orang tua sejenis dan cinta terhadap orang tua lain jenis
b. Tahap odipus biasanya berakhir pada akhir periode usia prasekolah dengan identifikasi kuat pada orang tua sejenis
B. Perkembangan seksual
1. Banyak usia prasekolah melakukan masturbasi untuk kesenangan fisiologis
2. Anak usia prasekolah membentuk hubungan dekat yang kuat dengan oranngtua lain jenis, tetapi mengidentifikasi orang tua sejenis
3. Ketika identitas seksual berkembang, kesopanan mungkin menjadi perhatian. Demikian halnya dengan ketakutan terhadap kastrasi
4. Anak usia prasekolah merupakan pengawas yang cermat tetapi kemampuan interpretasinya buruk sehingga anak dapat mengenali, tetapi tidak memahami aktivitas seksual
a. Sebelum menjawab pertanyaan anak mengenai seks, orangtua harus mengklarifikasi kembali apa yang sebenarnya ditanyakan dan yang dipikirkan anak tentang subyek spesifik
b. Orangtua harus menjawab pertanyaan megenai seks dengan sederhana dan jujur, hanya memberikan informasi yang anak tanyakan; penjelasan lebih rinci dapat diberikan nanti.
V. Perkembangan kognitif
A. Tinjauan menurut (Piaget)
1. Tahap berpikir praoperasional ada perkembangan kognitif, dari usia 2-7 tahun , memiliki 2 fase-prakonseptual dan intuitif
a. Fase prakonseptual (usia2-4 tahun)
1) Anak membentuk konsep yang kurang lengkap dan logis dibandingkan dengan konsep orang dewasa
2) Anak membuat klasifikasi yang sederhana
3) Anak menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang simultan (penalaran transduktif)
4) Anak menampilkan pemikiran egosentrik

b. Fase intuitif (usia 4-7 tahun)
1) Anak menjadi mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan, dan menghubungkan objek-objek, tetapi tetap tidak menyadari prinsip-prinsip di balik operasi tersebut
2) Anak menunjukkan proses berpikir intuitif (anak menyadari bahwa sesuatu adalah benar, tatapi ia tidak dapat mengatakan alasannya)
3) Anak tidak mampu melihat sudut pandang orang lain
4) Anak mengggunakan banyak kata yang sesuai tetapi kurang memahami makna sebenarnya.
2. Anak usia prasekolah menunjukkan cara berpikir magis dan percaya bahwa semua pikirannya mengandung kekuatan. Mereka dapat merasa bersalah dan bertanggung jawab terhadap pikiran-pikiran ”buruk”, yang kadang-kadang terjadi bersamaan dengan kejadian yang diharapkan (mis, mengharapkan adiknya mati dan pada saat yang sama adiknya menjadi jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit)

B. Bahasa
1. Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara kalimat dengan 3 atau 4 kata, dan berbicara terus menerus
2. Rata-rata anak usia 4 tahun mengucapkan 1500 kata, mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan, dan bernyanyi lagu yang sederhana. Usia 4 tahun merupakan usia puncak untuk pertanyaan ”mengapa”
3. Rata-rata usia 5 tahun dapat mengucapkan 2100 kata, mengetahui 4 warna atau lebih, dan dapat menamakan hari-hari dalam satu minggu dan bulan

VI. Perkembangan moral
A. Tinjauan (Kohlberg)
Anak usia prasekolah berada pada tahap prakonfesional dalam perkembangan moral, yang terjadi hingga usia 10 tahun. Pada tahap ini, perasaan bersalah muncul, dan penekanannya, adalah pada pengendalian eksterna
B. Standart
Standar moral anak adalah apa yang ada pada orang lain, dan anak mengamati mereka untuk menghindari hukuman atau mendapatkan penghargaan.

VII. Peningkatan Kesejahteraan
A. Umum.
Menganjurkan keliuarga untuk mengikuti rekomendasi kunjungan perawatan anak sehat, skrining, imunisasi, dan keamanan
B. Nutrisi
1. Meningkatkan makanan bergizi dan tidak menganjurkan , suatu pola makan ”jajan”, yaitu anak makan sejumlah kecil makanan (biasanya makanan yang tidak bergizi) sepanjang hari menggantikan 3 kali makan
2. Menganjurkan mencoba makanan baru dan belajar menerima perilaku sosial di meja makan
C. Tidur
1. Mendiskusikan penatalaksanaan mimpi buruk dan bangun tiba-tiba di malam hari
2. Meningkatkan ritual , dan penurunan rasa takut
D. Pertumbuhan dan perkembangan
1. Mendiskusikan ”cara berpikir magis “ dan pentingnya menumbuhkan inisiatif
2. Membantu mengembangkan permainan imajinatif
3. Membatasi menonton TV dan menggantikannya dengan membaca
4. Menganjurkan orangtua mulai memberikan pekerjaan rumah tangga untuk anak
5. mendiskusikan rasa ingin tahu tentang seksualitas dan masturbasi
E. Keluarga.
Menganjurkan keluarga untuk mengijinkan anak berpartisipasi dalam ritual penting keluarga
F. Kesehatan.
Memberikan penyuluhan tentang kebersihan (seperti, membersihkan vagina yang tepat bagi anak perempuan), tindakan mengendalikan penyakit menular, dan infeksi, terutama bagi anak-anak di tempat penitipan anak atau kelompok bermain prasekolah
G. Bimbingan antisipasi.
Menyiapkan keluarga untuk memasukkan anak ke dalam kelompok bermain dan taman kanak-kanak


Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Prasekolah
Sama halnya dengan anak usia Toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kg BB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut :
a. Nafsu makan berkurang
b. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan
c. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru
d. Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :
1. Pertahankan kebiasaaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang lain.
2. Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1 sampai 2 kali sehari.
3. Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.
4. Fasilitasi anak untuk mencoba makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.
Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaanya saat makan bersama dan fasilitasi untuk berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota keluarga yang lain.

Cara Mendeteksi Tumbuh Kembang Anak
Penilaian Pertumbuhan Anak
Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak terdapat beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya cara Antropometrik, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Radiologi.
a) Pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran ANtropometrik ini trdapat dua cara yaitu pengukuran yang berdasarkan umur dan pengukuran tidak berdasarkan umur, contohnya :
 Pengukuran berdasarkan umur : berat badan berdasarkan umur dan tinggi badan berdasarkan umur
 Pengukuran tidak berdasarkan umur : berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan.

1. Pengukuran berat badan
Pengukuran ini bagian dari antropometrik yang digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang adapada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi anak atau tumbuh kembang anak.

2. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran ini dilakukan untuk menilai status perbaikan gizi, disamping faktor genetic.
3. Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Apabila pertumbuhan otak kecil maka menunjukkan retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar akibat adanya penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinal.
4. Pengukuran lingkar lengan atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot akan tetapi penilaian ini tdak terlalu berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding dengan berat badan

b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini dinilai dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh, dan anggota gerak lainnya, menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak dilakukan pada pemeriksaan triseps, menentukan pemeriksaan rambut dan gigi geligi.

c) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan dengan sattus keadaan penyakit, contohnya : pemeriksaan kadar haemoglobin, pemeriksaan serum protein, hormonal, dan lain-lain.

d) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh kembang seperti umur tulang, apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.



Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver (DDST)
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan DDST secara efektif 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambangan perkembangan (Soetjiningsih, 1998). Frankenburg dkk (1981) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu:
a. Personal Sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
b. Gerakan Motorik Halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda
c. Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
d. Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Alat yang digunakan seperti alat peraga: wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-hijau-biru, prmainan anak, botol kecil, bola tennis, bel kecil, kertas dan pencil.

Lembar formulir DDST; buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya (Soetjiningsih, 1998). Penilaian sesuai dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian
o lulus (Passed = P)
o gagal (Fail = F)
o anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = N.O).

Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam:
a. Abnormal, bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih, bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
b. Meragukan (Questionable), bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih, bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sector yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
c. Tidak dapat dites (Untestable)


Masalah yang Sering Terjadi pada Anak Usia Pra Sekolah
Perilaku pada anak prasekolah yang sering menjadi masalah adalah :
a. Berbohong
Bagi anak prasekolah bohong adalah normal, sebab di usia ini anak belum bisa membedakan antara realitas dan dunia fantasinya. Pada dasarnya alasan bohong pada anak bermacam-macam ada anak yang berbohong untuk menghindari hukuman, mengelakkan tanggung jawab, melindungi teman, agar dipuji atau untuk melindngi hal-hal yang pribadi. Semakin besar anak alasan berbohong berubah mendekati alasan orang dewasa. Konsep benar salah yang baru muncul, nurani yang baru tumbuh dan imajinasi yang tinggi akan membuat bohong mereka tidak masuk akal.
b. Mencuri
Mengambil barang yang bukan miliknya sama dengan bohong, ini normal bagi anak usia prasekolah. Ia belum mengetahui konsep moral yang ada. Kata’mencuri” lebih tepat untuk orang dewasa dan terlalu keras bagi anak. Ada dua alasan mengapa anak ‘mencuri” pertama anak memiliki asumsi bahwa semua benda itu adalah miliknya sampai ada yang memberitahu kalau itu bukan miliknya. Kedua kebutuhan mengidentifikasi dirinya dengan orang lain sangat besar. Kebutuhan tersebut mendorong ia untuk mengambil barang orang lain, dalam pikirannya mengambil barang milik orang lain sama artinya dengan menjadi orang tersebut.

c. Bermain curang
Anak-anak prasekolah sering bermain curang. Hal ini mereka lakukan karena mereka tidak tahu aturan main yang benar. Pada usia ini tepatnya 4 tahun menumbuhkan sikap menghormati perasaan orang lain.
d. Gagap
Setiap anak di usia 1-6 tahun sedang mengembangkan keterampilan bahasanya. Di usia ini anak-anak selalu mencari kata-kata yang tepat dan mengalami kesulitan menemukannya. Biasanya bicara gagap ini pada saat-saat tertentu misalnya ketika ia sedang gembira, marah dan bersemangat.
e. Mogok sekolah
Di usia 3 tahun anak-anak mulai merasakan takut berpisah dengan orang tuanya. Hal yang normal jika anak usia 4-5 tahun sesekali anak tidak mau pergi ke sekolah. Sebenarnya ia bukan tidak mau pergi sekolah tapi ia ingin bersama ibu.
f. Takut monster/hantu
Kesadaran diri yang mulai berkembang dan daya khayal yg mulai berkembang pesat, membuka dunia fantasi dengan ketakutan-ketakutan dan fantasi sendiri. Mulai usia 3 tahun anak mulai mampu menciptakan gambaran-gambaran yang menakutkan. Seekor cecak akan tergambar seperti buaya dalam pikiran mereka begitu pun dengan kucing akan terdengar seperti harimau.
g. Teman imajiner
Teman imajiner adalah hal yang wajar dengan adanya teman imajiner anak akan belajar mengekspresikan segala apa yang dirasakannya, anak akan belajar mengembangkan keterampilan bahasanya juga ia alan berlatih memainkan perannya sebagai seorang teman dalam pergaulan yang sesungguhnya, namun jangan biarkan ia menjadikan teman imajinernya sebagai kambing hitam atas segala kesalahan yang diperbuatnya.
h. Lamban
Anak usia prasekolah seringkali sukar untuk bertindak cepat, tanpa merasa bersalah ia tak acuh dengan kekesalan orang tuanya yang terburu-buru. Hal ini adalah perilaku yang wajar, anak bukanlah sesuatu yang obyektif. Ia menganggap waktu dapat disesuaikan dengan perassannya. Seperti halnya orang dewasa ketika sedang antri akan terasa waktu lama sekali tetapi ketika sedang asyik waktu akan terasa begitu cepat padahal durasinya 2 jam.


i. Tempertantrum
Tempertantrum adalah mengamuk tanpa alasan yang jelas kadang-kadang dikeramaian. Hal ini disebabkan anak usia 2-3 tahun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan segala ingin melakukan pekerjaan sendiri, namun sayang kadang-kadang keinginan itu lebih besar dari kemampuannya akibatnya anak putus asa dan mengamuk, ia ‘frustasi’ dengan kenyataan bahwa ia masih kecil. Ia belum bisa mengekspresikan rasa marahnya melalui kata-kata. Untuk menghadapi anak yang sedang mengamuk beri ia penguatan pada perilaku yang benar dan beri hukuman atau jangan diacuhkan pada perilaku yang tidak benar


Contoh cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebohongan pada anak usia prasekolah
1. Cari tahu penyebabnya
Bila si kecil merupakan bualan untuk sesaat, mungkin dia ingin menikmati rasa kepuasaan sebagai manusia untuk merasa penting dan dihargai. Dalam hal ini, sebaiknya kita tidak memberikan dukungan atas kebohongan-kebohongan yang dilakukannya dengan memberikan pujian atas usaha dan prestasinya.
2. Jangan menyalahkannya
Berikan komentar yang membuat mereka mengaku, bukan menyangkal.
3. Beri simpati
Bila dia secara diam-diam memakan coklat, dan tidak mau mengakuinya (sementara itu mulutnya penuh dengan coklat), tidak berarti dia jahat. Dia hanya berusaha mendapatkan fakta bahwa tidak semua yang diinginkannya merupakan miliknya.


4. Terapkan konsekuensi yang sesuai
Bila anak berusaha menyelamatkan dirinya, maka dia harus mendapatkan konsekuensi yang sesuai. Dengan cara ini dia akan belajar, berbohong tidak berguna tetapi justru merugikan dirinya sendiri.
5. Ajari pentingnya kejujuran
Kita mungkin tahu, berbohong itu tidak baik, tetapi belum tentu dia mengerti bahwa dampak moralnya adalah bahwa seseorang yang berbohong menjadi orang yang tidak dapat dipercaya. Kita dapat menanamkan kejujuran kepadanya melalui cerita- cerita.
6. Bersikap positif, bukan menghukum
Bila kita berharap si kecil mau mengakui kesalahannya, jangan memberikan respon atas kejujurannya dengan meluapkan kemarahan kita kepadanya. Soalnya jika memberi respon yang ekstrem, lain waktu dia tidak akan mengakui bahwa dia melakukan kesalahan.
Bila kita memberikan hukuman atas kebohongannya, hal itu tidak akan memberikan efek seperti yang Anda harapkan. Anak-anak yang dihukum atas kebohongan-kebohongan kecil justru akan melakukan kebohongan-kebohongan yang lebih besar. Beri pujian terhadap anak yang mau mengakui kesalahannya. Dukungan positif akan lebih efektif dibandingkan dengan hukuman.
7. Yakinkan ia tetap dicintai
Bila anak tidak sengaja memecahkan lampu kamar tidurnya, dia pasti takut mengakuinya karena khawatir ibu tidak sayang lagi kepadanya. Jelaskan dan yakinkan lagi si kecil, ibu dan ayah tetap mencintainya walaupun dia telah melakukan sesuatu yang kita harapkan tidak dia lakukan.
8. Tentukan parameter
Jelaskan pada anak bila dia ingin mengambil kue dari piring orang lain, misalnya, dia harus minta izin dari orang tersebut dengan menggunakan kata-kata yang sopan. Dengan memberikan batasan atau aturan yang jelas, hal ini merupakan hal yang positif yang dapat kita lakukan untuk anak.

Pedoman Bagi Orang Tua untuk Membina Anak Selama Usia Prasekolah.
Usia 3 Tahun.
• Siapkan orang tua untuk menghadapi peningkatan minat anak dalam perluasan hubungan.
• Anjurkan untuk mendaftarkan di prasekolah
• Tekankan pentingnya pembatasan latar belakang
• Siapkan oramg tua untuk menghadapi perilaku reduksi tensi yang berlebihan
• Anjurkan orang tua untuk memberikan Pilihan – pilihan pada anak ketika memfasilitasi anak.
• Perkirakan perubahan yang nyata pada usia 3 ½ tahun,ketika anak menjadi kurang terkoordinasi,menjadi tidak tenang dan menunjukan emosi yang ekstrem.
• Siapkan orang tua untuk menghadapi ketidak lancaran anak dalam berbicara dan menganjurkan mereka untuk menghindari memfokuskan pada pola.
• Siapkan orang tua pada tuntutan eksra pada perhtian mereka seperti suatu refleksi dari ketidaktenangan emosi anak dan rasa takut kehilangan kasih saying.
• Ingatkan orang tua bahwa ekuilibrium usia 3tahun akan berubah menjidi agresif ,perilaku di luar batas dari usia 4 tahun.
• Antisipasi untuk nafsu makan yang lebih stabil dengan pemilihan yang lebih pada makanan.
• Tekankan kebutuhan terhadap perlindungan da pendidikan anak untuk mencegah cedera.


Usia 4 Tahun
• Persiapkan untuk menghadapi perilaku yang lebih agresif termasuk aktivitas motorik.
• Siapkan orang tua untuk menghadapi resistensi pada kewenangan orang tua .
• Gali perasaan orag tua mengenai perilaku anak
• Anjurkan beberapa bentuk pengecualian untuk pemberi prawatan utama,seprti menempatkan anak diprasekolah selama beberapa waktu.
• Persiapkan untuk peningkatan keingitahuan seksual .
• Tekankan pentingnya pembatasan lingkungan realistis pada perilaku dan teknik disiplin yang tepat.
• Persiapkan orangtua untuk menghadapi imajinasi anak usia 4 tahun yang tinggi yang menurut”ceritra tinggi”dan untuk teman barmain imajinasi anak.
• Perkirakan mimpimburuk atau peningkatan dan anjurkan mereka untuk menyakinkan anak benar-benar terjaga dari mimpiyang menakutkan.
• Berikan keyakinan bahwa periode tenang dimulai pada usia 5 tahun.
Usia 5 Tahun.
• Perkirakan periode tenang pada usia 5 tahun.
• Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah.
• Pastikan imunisasi anak lengkap sampai sebelum masuk sekolah.
• Sarankan pada ibu atau ayah yang tidak bekerja untuk mempertimbangkan aktivitas mereka sendiri ketika anak mulai sekolah.
• Sarankan untuk belajar berenang



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Usia pra sekolah adalah antara umur 3-5 tahun. Permulaannya ditandai dengan makin lancarnya proses wicara,dan diakhiri dengan masuk ke dunia sekolah yang lebih formal. Kompetisi untuk berkuasa dalam dunia kecilnya menyebabkan terjadinya banyak benturan dengan orang tuanya. Anak juga akan mengalami banyak konflik dalam usahanya untuk terjun kedalam masyarakat yang lebih luas.
Masa ini dikenal sebagai masa pra-sekolah, nak masih lebih menyukai berada dekat ibunya dan bermain sendiri. Perkembangan motorik halus menjadi lebih sempurna sehingga anak makin lancar melakukan berbagai hal seperti makan, mandi, dan berpakaian sendiri. Kesulitan dalam menguasai keterampilan tersebut seringkali diikuti tingkah laku yang menjadi serba lambat. Anak harus mempelajari, menguasai, dan dapat bersaiang sebelum merasa mantap melakukan suatu keterampilan baru.
Koordinasi motorik yang makin baik menyebabkan anak bisa menikmati kesibukan baru, yaitu mewarnai dan menggambar. Anak juga suka melakukan berbagai kegiatan untuk memantapkan keterampilan motorik kasar dan belajar keseimbangan, misalnya naik-turun tangga, bersepeda, memanjat, dan lain sebagainya.
Perkembangan wicara menjadi suatu tantangan besar pada periode ini. Gngguan bicara seperti gagap, pelo, atau misartikulasi sering terjadi. Kebanyakan gangguan ini akan hilang sendiri, namun demiakian harus diperhatikan adanya kelambatan wicara atau gangguan wicara lain yang menetap.
Proses sosialisasi merupakan suatu dorongan penting pada masa anak pra-sekolah. Mula-mula timbul sifat negativistik yang sebenarnya merupakan upaya untuk memperlambat dan menguasai berbagai perubahan yang begitu cepat pada dunianya. Namun lama-kelamaan anak akan mampu bersosialisasi, bahkan mulai bermain secara berkelompok. Masa ini berakhir dengan beralihnya anak dari dunia dirinya ke dunia yang lebih luas, terutama dunia sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar